Karya : ENK CHAPOENG
Waktu Eyang Kakung masih berkuncung
Waktu Eyang Putri masih berkonde
Aku dengar cerita negeri ini!
Rukun dan Damai
Aman dan tentram…
Waktu Eyang Kakung masih makan nasi jagung
Waktu Eyang Putri yang kerjanya menumbuk padi
Aku dengar cerita negeri ini!
Gemah Ripah Loh Jinawi!
Hingga menjadi incaran setiap negeri yang melintasi.
Mereka menaksir, menggangsir isi bumi pertiwi
Mengobrak-abrik penghuni negeri ini…350 tahun.
Eyang Kakungku Pahlawan newgeriku!
Berjuang merebut kembali negeri ini!
Berjuang demi harga diri negeri!
Berjuang mengusir! Negeri-negeri yang menguasai…
Zamrut Katulistiwa.
Kini…sontak aku terkejut!
Ketika kudengar lagi…
Teriak..teriak.. mendenguskan keonaran!
Memecahkan kedamaian
Membisikan kebencian-kebencian… Melukai hati Ibu Pertiwi
Eyang Kakungku …teruslah bercerita tentang negeri ini
Biar kulukis indah, di setiap uraian kata dalam sanubari..
Eyang Putri…
Berhentilah! Menumbuk padi
Biarkan cucumu meringankan beban negeri ini…
Membelai lembut kekerasan
Melantunkan lagu…lagu kedamaian
Menguntai indah Zamrut Katulistiwa
Dan mengabarkan kepada penjuru dunia!
Indonesia damai nan Jaya…
Sabtu, 17 Oktober 2009
IBU
Ada syayidah Aisyah Memimpin Perang
Ada Cut Nyak Dien Yang gagah memimpin
Pasukan , RA. Kartini, Dewi Sartika
Gigih Menentang
Ketidak adilan PEREMPUAN!
Bukankah Mereka Semua Adalah “Ibu”??
Wahai Ibu Di penjuru Dunia ini , Tak pernah
ada IBU yang Lemah!
IBU Nyawa Anak-anak Bangsa
IBU Tiang Penyanggah Hancur dan Kokohnya Anak-anak Zaman !
IBU Sumber Kekuatan
Dalam Setiap KEHIDUPAN
Ada Cut Nyak Dien Yang gagah memimpin
Pasukan , RA. Kartini, Dewi Sartika
Gigih Menentang
Ketidak adilan PEREMPUAN!
Bukankah Mereka Semua Adalah “Ibu”??
Wahai Ibu Di penjuru Dunia ini , Tak pernah
ada IBU yang Lemah!
IBU Nyawa Anak-anak Bangsa
IBU Tiang Penyanggah Hancur dan Kokohnya Anak-anak Zaman !
IBU Sumber Kekuatan
Dalam Setiap KEHIDUPAN
SURAT UNTUK KARTINI
Putriku….
Terdengar langkah rapi kaki kecilmu…
Di antara rindang hijau dengan aneka warna kuntum bunga
Ditaman indah itu..
Teringat ketika ibu tiba….
Pluitmu melengking merdu ditelinga ini..
Menahan pelan roda-roda melintas jalan,
Membimbing kawan-kawanmu
Menuju indah taman SMP Negeri 1 Plumpang
Ibu selalu membanggaimu dalam rindu putriku…
Hanya di gerbang taman ini, ibu mengantarmu
Dari jauh ibu menjaga dalam do’a
Bermainlah lepas di taman itu kartini keciliku
Beragam bunga disana..
Kan mewarnai hidupmu dari masa kemasa…
Berkawanlah bersama kawanan lebah,
Menghisab sari bunga-bunga taman kita
Bawalah manis madu itu, untuk hari depanmu
Putriku… Engkalah kartini masa depan Negeri ini
Meniti jejak kartini-kartini lalu
RA. Kartini, Dewi Sartika, Cut Nyak dien, Cut Mutia
Dan belasan Kartini yang mengantarmu..
sam.pai hari ini..
“SELAMAT HARI KARTINI”
Kartini ku… ENGKAU lah KARTINI harapan NEGERI INI
Plumpang. 21 April 2009
Salam Sayang Selalu
“IBU”
Terdengar langkah rapi kaki kecilmu…
Di antara rindang hijau dengan aneka warna kuntum bunga
Ditaman indah itu..
Teringat ketika ibu tiba….
Pluitmu melengking merdu ditelinga ini..
Menahan pelan roda-roda melintas jalan,
Membimbing kawan-kawanmu
Menuju indah taman SMP Negeri 1 Plumpang
Ibu selalu membanggaimu dalam rindu putriku…
Hanya di gerbang taman ini, ibu mengantarmu
Dari jauh ibu menjaga dalam do’a
Bermainlah lepas di taman itu kartini keciliku
Beragam bunga disana..
Kan mewarnai hidupmu dari masa kemasa…
Berkawanlah bersama kawanan lebah,
Menghisab sari bunga-bunga taman kita
Bawalah manis madu itu, untuk hari depanmu
Putriku… Engkalah kartini masa depan Negeri ini
Meniti jejak kartini-kartini lalu
RA. Kartini, Dewi Sartika, Cut Nyak dien, Cut Mutia
Dan belasan Kartini yang mengantarmu..
sam.pai hari ini..
“SELAMAT HARI KARTINI”
Kartini ku… ENGKAU lah KARTINI harapan NEGERI INI
Plumpang. 21 April 2009
Salam Sayang Selalu
“IBU”
Label:
hari kartini,
kartini,
perempuan,
puisi,
puisi kartini
PUISI INI UNTUKMU
Bukannya sok puitis
Atau bahkan sok romantis
Aku tulis puisi ini untukmu
Cuma iseng
Terima saja, tak usah di baca
Simpan saja,tak perlu di Buka
Memang amatir …
Tak sehebat para pujangga
Atau bahkan W.S Rendra
Aku tulis Puisi ini untukmu
Sebagai hadiah ulang tahunmu
Walau kini aku jauh
Dengarlah baitku dalam batinmu
Dengarlah syairku dengan hatimu
Rasakan hancurku ingat dirimu
Di hari ulang tahunku nanti
Tolong sakiti aku biar aku bisa melupakanmu
Dan mungkin ku bisa cari penggantimu
Meski aku tahu, tak mungkin hatimu yang terganti
Atau? kau kirimkan saja kado rangkaian
Ujung-ujung bunga hatimu kembali
Bila waktuku nanti
Langganan:
Postingan (Atom)